Sesuaikan Musim , Snugg Rilis Pakaian dengan Teknologi Anti Bau dan Anti Bakteri

Senin, 15 Februari 2021 - 21:50 WIB
loading...
Sesuaikan Musim , Snugg...
foto / dok snugg
A A A
JAKARTA - Masalah klasik negara tropis adalah suhu udara dan tingkat kelembaban udara yang tinggi. Memahami kebutuhan masyarakat Indonesia, produsen pakaian lokal, Snugg , memproduksi pakaian yang mengadopsi teknologi khusus, sehingga anti bau , anti bakteri, dan anti air. Berbahan jersey yang 100% terbuat dari katun, seri Jersey Tech keluaran Snugg berfokus memberikan kenyamanan bagi para pemakai.

Snugg didirikan oleh Elisabeth Kurniawan dan Catherine Halim. Keduanya memiliki latar belakang ekstensif dalam bidang consumer brands, retail, dan teknologi. Berangkat dari pengalaman kerja di bidang consumer tech dan retail selama lebih dari 13 tahun, Elisabeth telah mendirikan jaringan belanja eksklusif The Shonet serta mendapatkan 9 juta user dan 11.500 jejaring di industri fashion dan kecantikan.

Baca juga : Doa Atta untuk Aurel yang Positif COVID-19

Sebelumnya ia turut membangun media daring gaya hidup perempuan. Ia juga pernah berkarir di berbagai merek ternama seperti Saint Laurent, Van Cleef & Arpels, dan Cartier. Catherine berkompetensi dalam bidang manajemen dan pemasaran, serta saat ini telah mendirikan bisnis kedai kopi KISAKU bersama teman-temannya. Pernah bergabung bersama Ride Jakarta dan Bank HSBC juga turut memperdalam pengalaman kerjanya.

Tidak hanya itu, karena saat ini ia juga sering memberikan pelatihan bisnis dan pemasaran, berkolaborasi dengan perusahaan lokal dan internasional. Semua pengalaman kerja tersebut memicu keinginan Elisabeth dan Catherine untuk membuat sebuah produk fashion berbasis teknologi.

Baca juga : BCL Ungkap Beratnya Menyandang Status Janda

“Kami sadar bahwa menciptakan sebuah produk fashion berkualitas premium tidak hanya membutuhkan desain apik, tapi juga pemahaman intensif terkait bisnis, produk, dan tentunya kanal teknologi yang akan membantu meningkatkan pemasaran,” jelas founder Snugg, Elisabeth Kurniawan melalui siaran resminya, Senin (15/2).

Bakteri akan lebih mudah berkembang pada kisaran suhu 4 derajat Celcius - 60 derajat Celcius, dan tumbuh dua kali lipat lebih banyak setiap 20 menit. Sementara data dari 84 stasiun pengamatan BMKG mengatakan bahwa suhu rata-rata bulan Januari 2021 di Indonesia adalah 26.5 derajat Celcius. Menjelang musim kemarau yang biasa terjadi pada bulan April hingga Oktober, suhu akan meningkat hingga 34 derajat Celcius - 36 derajat Celcius dengan kelembaban udara berkisar pada 80% - 100%

Baca juga : Menu Unik, Raffles Jakarta Hadirkan Hidangan Angus Beef Berbahan Arang

Perpaduan antara suhu udara dan tingkat kelembaban udara tinggi membuat tubuh lebih banyak menghasilkan keringat agar suhu tubuh tetap terjaga normal. Keringat pada dasarnya tidak berbau, tetapi perpaduan keringat dan bakteri pada kulit bisa menyebabkan bau badan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2785 seconds (0.1#10.140)