Rayakan Hari Musik Nasional, Ini Mimpi dan Harapan Penyanyi Muda Jinan Laetittia

Jum'at, 08 Maret 2024 - 15:22 WIB
loading...
A A A
Menanggapi proses kreatif dan pencapaian mengagumkan yang dialami Jinan Laetitia, Sang Maestro World Music, Dwiki Dharmawan, mengemukakan bahwa, apa yang dialami oleh Jinan, cenderung mirip dengan proses kreatif yang juga dilewati oleh Rich Brian, Niki (High School in Jakarta), Sara Fajira (Lathi) dan Weird Genius, yang mengundang decak kagum.

“Saya percaya bahwa Jinan dan nama lainnya yang kini dikenal dunia, karena mereka melahirkan karya yang otentik, bernuansa pop culture Indonesia, yang membuat mereka terdengar berbeda. Perbedaan itu membuat mereka didengarkan dan kini bisa bersaing dengan musisi mancanegara, ” jelas Dwiki Dharmawan.

Musisi yang telah berkarya puluhan tahun, melahirkan puluhan hit, bersama Krakatau dan berdama World Peace Orchestra, Dwiki telah tampil di manacengara hingga 80 kali, selama 20 tahun terakhir ini menegaskan bahwa industri musik Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat berarti.

Akan tetapi, dia pun berharap keterlibatan pemerintah dalam menghidupkan ekosistem musik, lebih pada soal regulasi, perizinan, keringan pajak, dan berbagai hal yang sifatnya teknis administratif.

“Namun untuk proses kreatif, seperti juga di Korea Selatan, pada dasarnya pemerintah tidak ikut campur. Karena soal proses kreatif, sifatnya bebas, terbuka dan independen. Dengan begitu, para kreator musik lebih mudah menemukan identitas ke-Indonesia-annya, kemudian melahirkan karya musik yang otentik,” simpul Dwiki Dharmawan, penulis lagu reliji berjudul Tuhan.

Sementara itu, dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional ke-21, DPP PAPPRI (Dewan Pimpinan Pusat - Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia), menyelenggarkan dua kegiatan secara bertahap; ‘Talk Show’ membahas soal royalti dan road map musik Indonesia, serta ‘Intimate Show’ yang menghadirkan puluhan musisi.

Acara yang dibuka dengan resmi oleh Tony Wenas, Ketua Umum PAPPRI, menghadirkan sejumlah nara sumber dari berbagai latar belakang dan profesi. Pada Sesi 1, PAPPRI membahas tema ‘Direct License – Manfaat atau Mudharat’, dengan nara sumber; Chandra Darusman, Dr. Amin Abdullah (Kemenparekraf), Prof Dr Agus Sardjono, Sahat M Sidabukke SH, Satriyo Yudi Wahono (Piyu) dan Dharma Oratmangun, serta Moderator Johny Maukar.

“Saya berharap dari diskusi diantara ahli dan pelaku industri musik, berhasil merumuskan berbagai arguemntasi mengenai Hak Royalti, khususnya untuk hak ekonomi dari performing right bagi para pencipta lagu, harus terus diperjuangkan kearah yang lebih baik, agar manfaatnya lebih besar daripada mudharatnya,” jelas Tony Wenas, yang mendapat sambutan meriah dari peserta dan narasumber.

Tony Wenas, mengemukakan bahwa PAPPRI sebagai wadah organisasi para artis, penyanyi, pencipta lagu dan pemusik tanah air memiliki peran penting dalam mendorong perbaikan ekosistem musik di tanah air.

“PAPPRI turut menginisiasi dan mendorong penetapan Hari Musik Nasional berkepentingan memanfaatkan momentum Hari Musik Nasional untuk lebih menggerakkan kesadaran dan apresiasi segenap elemen masyarakat mengenai pentingnya musik dalam keseharian, untuk masa depan serta menjaga kesatuan dan persatuan,”jelas Tony Wenas.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1683 seconds (0.1#10.140)