Film The Doll 3 Gunakan Boneka Rp2,5 Miliar, Sutradara: Dioperasikan Lebih dari 1 Orang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Film bergenre horor The Doll 3 menghadirkan banyak kejutan di dalamnya salah satunya menggunakan medium boneka. Berbeda dari boneka-boneka biasanya, boneka di The Doll 3 menggunakan teknologi khusus bernama animatronics.
Animatronics adalah sebuah sistem yang dikendalikan dengan remote control untuk menggerakkan boneka secara utuh. Hal inilah yang membuat biaya produksi menelan biaya produksi hingga miliaran rupiah.
“Kalo harga boneka di atas Rp2 miliar, jadi bikin boneka Rp2,5 miliar boneka ini dioperasikan lebih dari 1 orang, seperti yang menggerakan mata, mulut, kaki dan tangan. Operator boneka pun didatangkan langsung teknisi khusus dari Amerika dan Swiss meski dibuat atau diproduksi di Bali yang bekerjasama dengan orang lokal di Bali,” ujar Rocky Soraya sutradara sekaligus produser film The Doll 3 dalam konferensi pers film The Doll 3 di XXI Senayan City, Sabtu (21/5) malam.
Rocky mengungkapkan kehadiran teknologi ini membuat boneka di film The Doll 3 tidak perlu menggunakan CGI karena wajahnya bisa berekspresi.
"Jadi satu boneka ini digerakkan sama grup teknisi. Kayak bibir, hidung, mata, alis, pipi, jari, tangan, kaki semua itu digerakkan by remote control," jelasnya
Tak hanya biaya, proses syuting pun berjalan luar biasa, dimana adegan tabrakan di film The Doll 3 memakan 3 orang korban hingga harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami kecelakaan selama proses syuting.
"Ketika kami syuting itu memang susah karena tiga orang masuk rumah sakit karena pertama ada yang ketabrak mobil, itu stuntman-nya Winky," kata Rocky Soraya.
Korban kedua yang harus dilarikan ke rumah sakit datang dari mobil yang seharusnya ditabrak. Tak hanya sampai di situ, Rocky juga harus ditinggal sementara oleh Director of Photography (DoP) karena kecelakaan yang tidak diduga.
"Terus yang ketiga pas mobilnya terbalik, itu pintunya itu terbang dan terbangnya ke DoP, jarinya putus which is si Diki," kata Rocky.
Kendati demikian, Rocky Soraya cukup puas dengan hasil akhir adegan tabrakan di film The Doll 3. Kecelakaan yang menimpa di lokasi syuting juga dijadikan pelajaran agar tidak terulang di film selanjutnya.
"Jadi memang itu enggak gampang, banyak banget kesusahan yang terjadi dan kita enggak tahu bagaimana itu pintunya bisa terbang," kata Rocky.
Meski menelan biaya yang tak sedikit dan tren positif film genre horor berkat kesuksesan film KKN di Desa Penari, Rocky Soraya tak menargetkan jumlah penonton untuk film terbarunya The Doll 3.
"In terms of penonton, saya tidak pernah memprediksi penonton ya. Mudah-mudahan yang terbaik aja, yang terbagus," kata Rocky.
Sebagai informasi, The Doll series telah menjadi ikon film horor Indonesia dengan media boneka yang terus meneror penontonnya, terbukti dengan perolehan penonton yang selalu box office mulai dari film The Doll 1 (2016), The Doll 2 (2017) hingga Sabrina (2018).
Animatronics adalah sebuah sistem yang dikendalikan dengan remote control untuk menggerakkan boneka secara utuh. Hal inilah yang membuat biaya produksi menelan biaya produksi hingga miliaran rupiah.
“Kalo harga boneka di atas Rp2 miliar, jadi bikin boneka Rp2,5 miliar boneka ini dioperasikan lebih dari 1 orang, seperti yang menggerakan mata, mulut, kaki dan tangan. Operator boneka pun didatangkan langsung teknisi khusus dari Amerika dan Swiss meski dibuat atau diproduksi di Bali yang bekerjasama dengan orang lokal di Bali,” ujar Rocky Soraya sutradara sekaligus produser film The Doll 3 dalam konferensi pers film The Doll 3 di XXI Senayan City, Sabtu (21/5) malam.
Rocky mengungkapkan kehadiran teknologi ini membuat boneka di film The Doll 3 tidak perlu menggunakan CGI karena wajahnya bisa berekspresi.
"Jadi satu boneka ini digerakkan sama grup teknisi. Kayak bibir, hidung, mata, alis, pipi, jari, tangan, kaki semua itu digerakkan by remote control," jelasnya
Tak hanya biaya, proses syuting pun berjalan luar biasa, dimana adegan tabrakan di film The Doll 3 memakan 3 orang korban hingga harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami kecelakaan selama proses syuting.
"Ketika kami syuting itu memang susah karena tiga orang masuk rumah sakit karena pertama ada yang ketabrak mobil, itu stuntman-nya Winky," kata Rocky Soraya.
Korban kedua yang harus dilarikan ke rumah sakit datang dari mobil yang seharusnya ditabrak. Tak hanya sampai di situ, Rocky juga harus ditinggal sementara oleh Director of Photography (DoP) karena kecelakaan yang tidak diduga.
"Terus yang ketiga pas mobilnya terbalik, itu pintunya itu terbang dan terbangnya ke DoP, jarinya putus which is si Diki," kata Rocky.
Kendati demikian, Rocky Soraya cukup puas dengan hasil akhir adegan tabrakan di film The Doll 3. Kecelakaan yang menimpa di lokasi syuting juga dijadikan pelajaran agar tidak terulang di film selanjutnya.
"Jadi memang itu enggak gampang, banyak banget kesusahan yang terjadi dan kita enggak tahu bagaimana itu pintunya bisa terbang," kata Rocky.
Meski menelan biaya yang tak sedikit dan tren positif film genre horor berkat kesuksesan film KKN di Desa Penari, Rocky Soraya tak menargetkan jumlah penonton untuk film terbarunya The Doll 3.
"In terms of penonton, saya tidak pernah memprediksi penonton ya. Mudah-mudahan yang terbaik aja, yang terbagus," kata Rocky.
Sebagai informasi, The Doll series telah menjadi ikon film horor Indonesia dengan media boneka yang terus meneror penontonnya, terbukti dengan perolehan penonton yang selalu box office mulai dari film The Doll 1 (2016), The Doll 2 (2017) hingga Sabrina (2018).
(hri)