Hadirnya Komunitas Edukasi Masyarakat Dinilai Penting untuk Tekan Angka Penderita AIDS

Selasa, 05 Desember 2023 - 17:56 WIB
loading...
A A A
“Jadi saat ini ada target global dunia namanya target triple 95, dimana pada tahun 2030 ditargetkan 95% orang HIV itu tahu statusnya, kemudian target 95% kedua mereka yang tahu status HIV nya itu menjalani pengobatan ARV dan yang ketiga 95% dari mereka yang menjalani pengobatan itu itu berhasil jumlah virusnya itu menjadi undertactable atau tidak terdeteksi, nah ini target besar yang harus dicapai,” kata Husein Habsyi, SKM. MHComm dari Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat usai Media Briefing tentang pesan kunci peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2023, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Di Indonesia sendiri saat ini belum mencapai target yang diinginkan, yakni 95%. Dari tiga kategori yang menjadi focus, target pertama baru mencapai 88%, sementara target kedua sekitar 40% dan target ketiga berada di posisi 30%. Ini menjadi tugas besar dari semua pihak untuk mewujudkan HIV berakhir di Indonesia tahun 2030.

“Ternyata yang penting itu adalah pelibatan aktif dari komunitas-komunitas, ini bisa berarti adalah lembaga swadaya Masyarakat, bisa juga dari pihak keluarga relawan-relawan peduli HIV bahkan juga teman-teman media, untuk sama-sama bergerak agar target-target besar itu bisa tercapai,” ucap Husein Habsyi.

Melalui komunitas bisa memberikan edukasi berupa penyuluhan dan memastikan orang yang berisiko tertular HIV itu sadar dan untuk tidak takut testing karena kalau tahu status HIV nya bisa menerapkan perilaku hidup yang lebih baik dengan minum obat dan tidak mengeluarkan HIV ke orang lain.

Peran komunitas lainnya adalah memberikan pemahaman untuk rutin minum obat teratur dan tidak terputus. Kalau itu terjadi virus didalam tubuh akan kembali meningkat.

“Jangan sampai terputus obatnya karena hal itu akan merugikan penderita, mengingat virus akan bertambah lagi dan obat yang di konsumsi sangat mahal karena berbeda dengan obat yang diberikan pemerintah secara gratis,” ujarnya.

Sementara itu, Asep Eka Nur Hidayat, M. Kesos, Country Program Manager AHF Indonesia menyampaikan, salah satu yang menjadi resiko penularan adalah gaya hidup. Oleh karena itu, peran stakeholder dan para pemangku kepentingan terkait HIV/AIDS adalah bagimana memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat sehingga mengetahui seperti apa proses penularannya.

“Seperti yang disampaikan para narasumber bahwa kontak sosial tidak akan menularkan, penularan terjadi bisa melalui kontak seksual yang beresiko dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril,” katanya.

Asep Eka Nur Hidayat berpesan kepada ODHA, untuk tidak malu, khawatir dan takut dalam mengakses layanan kesehatan. Saat ini sudah tersedia obat gratis dari pemerintah dan layanan Kesehatan sudah tersebar, tidak hanya di rumah sakit besar tapi juga puskesmas bisa untuk mengakses layanan pengobatan, dukungan dan perawatan.

“Untuk masyarakat saya harapkan bisa mengurangi stigma dan diskriminasi terutama kepada orang dengan HIV dan kepada kelompok-kelompok beresiko yang tentunya kita perlu dukung bagaimana mereka bisa hidup lebih sehat bisa mengakses layanan kesehatan lebih teratur,” ujar Asep.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2097 seconds (0.1#10.140)